Rabu, 03 November 2010

BI Rate Kemungkinan Dipertahankan

Kamis, 4 November 2010 - 07:15 wib
text TEXT SIZE :  
ilustrasi. foto: corbis
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo menilai, kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih cukup stabil. Dengan demikian, dia menilai suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) masih relevan untuk dipertahankan di level 6,5 persen.

”Saya melihat bahwa kondisi secara umum termasuk inflasi baik dan tentu kita hormati independensi dari Bank Indonesia (BI),” kata Agus Martowardojo di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, tidak bermasalah, jika bulan ini BI tetap memertahankan tingkat suku bunga acuannya. Meskipun beberapa waktu yang lalu Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menganjurkan untuk menaikkan BI Rate pada tahun ini untuk meredam inflasi 2011.

Agus mengatakan, jika BI melakukan penyesuaian tingkat suku bunga mungkin hanya untuk persiapan mendorong perekonomian ke depan. ”Jadi, saya pikir ini alternatif-alternatif yang ada, nanti kita lihat BI bagaimana pandangannya,” katanya.

Menurut dia, pada 2011 pemerintah menargetkan inflasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 berada di level 5 plus minus satu persen. ”Mid point-nya di level 5,3 persen,” paparnya.

Ahli Ekonomi dan Keuangan Citi Johanna Chua mengatakan, BI pada November ini di proyeksikan akan tetap mempertahankan BI Rate di level 6,5 persen dan disinyalir angka ini akan tetap bertahan sampai dengan akhir tahun ini.

”Kami rasa dengan angka terbaru dari inflasi yang lalu maka BI diperkirakan hanya akan berani untuk mempertahankan BI Rate tidak berubah untuk sisa 2010,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, BI tidak mungkin berbuat lebih banyak dalam waktu dekat, meskipun potensi inflasi pada tahun ini naik di atas target dan melambung di batas atas sebesar enam persen pada akhir tahun.

Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Eric Alexander Sugandhi sebelumnya mengatakan, dengan inflasi yang cenderung melambat maka di proyeksikan BI Rate akan tetap bertahan di level 6,5 persen yang telah berlangsung hampir setahun ini.

Menurut dia, dengan dinaikkannya BI Rate maka akan memberikan risiko terhadap aliran dana asing yang akan masuk ke Indonesia menjadi semakin deras. Sedangkan di sisi lain, BI harus menjaga tingkat nilai tukar rupiah sehingga ada tindakan untuk mengintervensi untuk membeli dolar Amerika Serikat (AS).

Selain itu, menurut dia, BI tengah gencar untuk mengucurkan kredit lebih banyak.Jika BI Ratedinaikkan maka upaya untuk menggenjot kredit tidak akan terealisasi. Dengan demikian, sampai akhir tahun BI Rate bertahan di level 6,5 persen dan tahun depan akan dinaikkan menjadi 7,5 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya memperkirakan laju inflasi 2010 akan melewati target pemerintah sebesar 5,3 persen. Namun, besaran inflasi masih berada di bawah level enam persen. (bernadette lilia nova)(Koran SI/Koran SI/ade)